Disusun dari kisah nyata Rio di kawasan Cibubur, Jakarta Timur
Namanya Rio. Usia 30 tahun, bekerja sebagai teknisi AC panggilan. Beberapa bulan lalu, hidupnya jungkir balik. Istrinya pergi begitu saja, membawa anak dan meninggalkan surat perpisahan. Alasan klise: Rio dinilai terlalu sibuk dan tak punya masa depan.
“Saya cuma bengong waktu itu, mas. Nggak tahu harus nangis atau marah,” cerita Rio saat ditemui di warung kopi langganannya. Hidupnya berubah muram. Pekerjaan makin sepi, semangat hilang, dan yang tersisa hanya HP dan waktu luang.
Rio mengenal slot online dari temannya yang bilang, “Coba main Mahjong Ways, siapa tahu bisa balikin mood.” Awalnya ia skeptis. Tapi karena merasa nggak ada salahnya, ia coba slot demo dulu. Permainan dengan nuansa Tiongkok itu ternyata bikin tenang. Musiknya kalem, efek visualnya adem.
Setelah tiga hari main demo dan memahami fitur scatter serta wild transformasi, Rio coba isi saldo Rp30.000 dan mulai bermain sungguhan.
Hari itu tepat sebulan sejak istrinya pergi. Rio sedang duduk di balkon kos, gerimis turun pelan. Ia buka Mahjong Ways 2 dan mulai spin dengan bet kecil, Rp400 per spin. Di spin ke-20, tiga scatter muncul. Rio masuk ke free spin mode.
Saat spin ke-7 dari 10 free spin, terjadi kombinasi yang mengubah hidupnya. Tiga simbol emas berubah jadi wild, dan simbol merah muncul berturut-turut. Akhirnya, total kemenangan mencapai Rp3.750.000.
“Saya sempat lihat angka itu 3–4 kali buat yakin. Rasanya campur aduk. Antara pengen teriak dan diam aja,” katanya.
Rio tidak langsung foya-foya. Ia tarik uangnya, bayar tunggakan kos 2 bulan, dan beli printer bekas untuk buka usaha cetak kecil-kecilan. Sisanya ia sisihkan buat modal main dan belajar lagi slot demo.
“Buat saya, kemenangan ini bukan soal balas dendam ke mantan istri, tapi bukti ke diri sendiri bahwa saya masih bisa bangkit,” katanya sambil tersenyum tipis.
Rio bukan penjudi sembrono. Ia catat dan pelajari polanya. Berikut beberapa tips dari Rio:
Setelah kemenangan itu, Rio tidak main setiap hari. Ia atur jadwal main hanya di akhir pekan, dan hanya pakai “uang dingin” alias uang nganggur. Usaha cetaknya pun mulai berkembang pelan-pelan. Ia bahkan bisa kirim uang ke anaknya sebulan sekali.
“Saya nggak dendam lagi. Justru saya bersyukur. Karena ditinggal, saya jadi lebih mengenal diri dan bangkit,” ujarnya.
Salam semangat,
Rio, Cibubur